Morfologi & habitat

 

Morfologi & Habitat


Ayu Lestarina 12/01/2021

Morfologi Rotan

HHBK ini dikenal sebagai tanaman yang tumbuh merambat atau memanjat pada pohon – pohon besar sebagai penopangnya. Hal ini disebabkan oleh adanya sulur pemanjat rotan yang muncul dan tumbuh dari ruas-ruas batang tumbuhan ini dengan panjang yang bervariasi.  Beberapa rotan tidak memiliki sulur, namun memiliki duri-duri di sepanjang batangnya yang membantu rotan untuk memanjat atau merambat.

Batangnya sendiri berbentuk bulat atau segitiga memanjang yang panjangnya dapat mencapai puluhan meter. Panjang dan diameternya sangat bervariasi tergantung jenisnya. Batang tumbuhan ini beruas-ruas dan dibatasi oleh buku-buku. Bagian batang tumbuhan ini merupakan bagian yang paling sering dimanfaatkan dan bernilai ekonomi tinggi.

Bedasarkan cara tumbuh batangnya, tumbuhan ini dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu tumbuh soliter/tunggal dan tumbuh berumpun. Tumbuhan yang tumbuh soliter hanya dipanen satu kali dan tidak dapat beregenerasi kembali dari tunggul yang terpotong, sedangkan yang tumbuh berumpun dapat beregenerasi kembali dan tumbuh terus menerus. Rumpun terbentuk oleh berkembangnya tunas-tunas yang dihasilkan dari kuncup ketiak pada bagian bawah batang.

Pada batang terdapat daun majemuk dan pelepah daun yang tumbuh menutupi ruas-ruas batang. Panjang, lebar, dan bentuk daun juga sangat bervariasi tergantung jenisnya. Seperti halnya dengan tumbuhan lainnya, daunnya memiliki fungsi fotosintesis. Selain itu daunnya juga memiliki duri-duri kecil sebagai bentuk pertahanan diri. Daun ini umumnya tumbuh mengahadap ke dalam sebagai penguat mengaitkan batang pada tumbuhan penopangnya atau inangnya.

Tumbuhan ini termasuk tumbuhan berbunga majemuk yang terbungkus oleh seludang. Bunga jantan dan bunga betina pada umumnya berumah satu, namun terdapat beberapa jenis rotan yang bunganya berumah dua. Pada jenis bunga yang berbunga dua, penyerbukan dibantu oleh serangga ataupun angin. Bunganya memiliki ukuran yang relatif kecil dan memiliki 3 putik pada bunga betina, sedangkan bunga jantan mempunyai 5 benang sari. Tumbuhan ini juga memiliki buah yang berbentuk bulat, bulat oval, atau lonjong. Buahnya memiliki sisik buah berbentuk trapesium dan tersusun secara vertikal dari toksis buah.

Sistem perakaran rotan berupa sistem perakaran serabut. Warna akarnya juga bervariasi mulai dari putih keabu-abuan, kekuning-kungan hingga kehitam-hitaman.

Habitat

Rotan merupakan jenis tanaman yang tumbuh di daerah yang beriklim subtropis maupun tropis seperti Indonesia. Habitat tumbuhnya sendiri pada umumnya berupa daerah tanah berawa, tanah kering hingga pegunungan. Tumbuhan ini pada umumnya tumbuh pada daerah yang memiliki ketinggian 300-1000 mdpl. Semakin tinggi suatu tempat, tumbuhan ini semakin jarang ditemukan. Tumbuhan ini juga sangat sedikit bahkan jarang ditemukan di daerah berkapur.

Rotan tumbuh pada daerah yang memiliki curah hujan 2000 – 4000 mm per tahun. Menurut tipe iklim Schmidt dan Ferguson, tumbuhan ini dapat tumbuh di daerah beriklim basah dengan suhu udara 240C – 300C.

Tumbuhan HHBK ini yang tumbuh merambat/memanjat pohon-pohon tinggi akan memiliki tingkat pertumbuhan batang lebih cepat dan tentunya lebih panjang serta memiliki jumlah batang dalam satu rumpun yang lebih banyak. Hal ini disebabkan karena rotan ini mendapatkan intensitas cahaya matahari yang lebih banyak.

NewerStories OlderStories Beranda

0 komentar:

Posting Komentar